“akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin
apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat
lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita
apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?
haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu
manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru"
mungkin kalian adalah satu dari segelintir orang yang masih mengingat jelas setiap kata indah pada bait puisi diatas puisi yang mungkin pernah kalian dengar saat menonton film "GIE" ? atau puisi yang pernah kalian baca di salah satu majalah sastra ? entah bagaimanapun itu, yang jelas puisi ini adalah satu dari puisi puisi yang sangat ngena banget di aku. gatau kenapa, aku bener bener suka sama kata katanya. terutama di bagian "kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta?" berasa gak sih ketar ketirnya ?
ya, Soe Hok Gie. Seorang aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969. sosok yang benar benar menginspirasi buat aku.setau saya, dia adalah sosok yang benar benar berpendirian teguh. selain itu menurut beberapa sumber, beliau juga rajin mendokumentasikan perjalan hidupnya dalam buku hariannya, dan itu juga yang memotivasi saya kenapa saya dari dulu, bahkan sampai sekarang masih betah menggoreskan pena ke di buku diary bergembok yang biasa saya simpan di sudut sulit terjangkau di kamar saya, dan sampai sekarang memang banyak hal yang saya dapat dari kebiasaan itu.
selain itu, hasil hasil pemikiran GIE inilah yang terkadang juga memotivasi saya. seperti memberikan semangat lain yang membuat kita terkadang berpikir secara rasional. salah satu kata kata beliau yang masih tetap saya ingat adalah "lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan".
dan dari sebuah artikel yang saya baca, Gie hanyalah seorang mahasiswa biasa dengan latar belakang yang tidak hebat. tapi beliau memiliki kemauan untuk melibatkan diri untuk menciptakan sebuah perubahan. dan dia selalu ingin tahu akan apa yang terjadi dengan bangsanya. dan sangat disayangkan beliau meninggal dalam usia yang muda. namun, walaupun begitu, dia meninggalkan banyak tulisa. diantaranya berupa catatan harian, dan artikel yang dipublikasikan di koran koran nasional.
dan dari hal itu, saya berifikir bahwa siapapun benar benar bisa terlibat dalam pergerakan menuju sesuatu yang lebih baik, tidak hanya orang hebat yang bisa melakukannya.
dan dalam catatan hariannya, Gie pernah menuliskan bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan. yang kedua adalah, dilahirkan tapi mati muda. dan yang tersial adalah umur tua. dan rasa rasanya memang begitu. hahaha bahagialah mereka mereka yang mati muda
benar benar banyak hal yang bisa dilihat, dikaguni, dan dicontoh dari seorang mahasiswa yang tidak terlalu hebat "Soe Hok Gie" tapi dari ketidak terlalu hebatannya-lah. dia bisa menginspirasi banyak orang. dan salah satunya adalah saya.......
No comments:
Post a Comment